Friday, November 9, 2007

POLA PENYEBARAN TARIKAT DI INDONESIA

Mengulas masalah perbedaan ideologi yang berada dalam suatu wadah keyakinan yang pada hakikatnya adalah memiliki tujuan yang sama, yaitu banyaknya bermunculan tarikat-tarikat dalam tubuh islam khusunya di Indonesia adalah suatu keharusan untuk melihat latar belakang Negara yang majemuk dalam mempengaruhi sikap dan pola pikir masyarakat. Mudahnya masyarakat kita menerima suatu ajaran adalah salah satunya disebabkan oleh sikap yang halus dan ego masyarakat Indonesia yang mudah menerima, melihat kejendela sejarah masyarakat Indonesia menganut ajaran islam melalui transaksi perdagangan dengan orang-orang India yang berasal dari Gujarat dan disisi lain muslim India saat ini menduduki peringkat kedua setelah hindu atau dengan kata lain mayoritas penduduk India adalah penganut hindu dan bukan islam, fakta ini menjadikan perbandingan betapa mudahnya islam masuk ke indonesia dan saat ini muslim merupakan mayoritas dindonesia. Berbagai jalur yang digunakan oleh sang ulama atau guru spititual dalam menyebarkan ajaran tarikatnya memiliki keunikan yang di sampaikan kepada pengikutnya sehingga menghasilkan kepanatikan yang kuat, yang ironis adalah ketika sang pengikut tidak memiliki kepahaman dari ajaran yang didapatinya, sehingga menimbulkan konflik antara tarikat yang satu dengan yang lain. Lebih lanjut Sistem pewarisan jabatan untuk menjadi seorang guru spiritual yang kurang efesien mengakibatkan berkurangnya kemurnian suatu ajaran, seorang guru bisa mewariskan kedudukan kepada muridnya melalui beberapa tahap, ketika ajaran tersebut disampaikan kepada murid yang memiliki tingkat intellegency yang cukup baik maka ajaran tersebut akan terjaga kemurniannya dan bahkan dapat menjadi sebuah proses reevaluasi kearah yang lebih baik yaitu purifikasi, tetapi ketika suatu ajaran yang diterima oleh murid yang memiliki tingkat intellegency yang kurang tetapi mempunyai ambisius dan keinginan yang kuat menjadi seorang guru sepiritual maka hal yang seperti ini tidak akan menjamin kemurnian suatu ajaran dan bahkan bisa menjadikan ajaran tersebut keluar dari orbit atau sesat karena tidak memiki kepahaman penuh akan fungsi dan tujuan ajaran tersebut.

Proses ini akan terus berlangsung secara terus menerus. Hal seperti ini banyak terjadi di Indonesia khususnya di daerah pedesaan dimana tingkat pendidikan yang belum memadai dan tingkat ekonomi rendah, selanjutnya akan kita paparkan dalam pembahasan ini, dari segi pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan sosial dan budaya

1. Pengaruh Pendidikan.

Pendidikan adalah nilai yang sangat efesien dalam menghadapi semua permasalahan yang muncul di permukaan masyarakat kita, pendidikan menjadi tolak ukur tingkat kemajuan berfikir dan membentuk sebuah lingkungan yang bersifat productif, dengan ini setiap orang yang terdidik tidak akan pernah mudah menerima sesuatu hal tanpa adanya pertimbangkan secara matang dan fikiran yang terbuka, ilmu yang dimiliki akan dapat membaca situasi dan mendeteksi gejala-gejal yang muncul, dipelosok daerah yang tarap pendidikannya masih dibawah rata-rata tidak jarang menjadi objek utama untuk menyebarkan sebuah ajaran dan menjadikannya popular dikalangan masyarakat setempat, sebuah contoh nyata tarikat Ahmadiah yang berasal dari India yang dirumuskan oleh Mirza Gulam Ahmad yang berasal dari Qodian di profinsi Gudasphur India telah merambat masuk keindonesia, tanpa diketahui betul asal muasal tarikat tersebut, singkatnya melihat maka terpesona, mendengar maka terlena, merasakan maka ketagihan, yang akhirnya extrimisme lah hasil dari semuanya, tarikat Ahmadiya atau yang disebut juga Qodianisme melahirkan doktrin-doktrin yang bertentangan dengan sariat islam seperti tidak wajib jihad melawan penjajah, Mirza adalah nabi terakhir dan bukan nabi Muhammad dan dia pulalah Mahdi yang dinanti-nantikan dll, yang pada awal penyebarannya Ajaran ini dilindungi oleh pemerintah Inggris dimasa colonial Britis di India. Jelas-jelas sejarah menayangkan sebuah fakta tentang asal muasal ajaran ini tetapi masih saja dipandang sebelah mata oleh penganutnya. Sekarang para pengikut ajaran ini banyak yang mencari suaka demi mempertahankan ke eksistensiannya. Wallahu a’lm bisawab.

2. Faktor Lingkungan

Secara geografis kita yang merupakan masyarakat majemuk memiliki adat-istiadat yang complete dimana dari dan setiap adat-istiadat tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda yang berlaku di dalam lingkungan tempat dimana kita bedomisili, ketika sebuah ajaran atau ideologi yang mampu menyesuaikan diri memahami situasi lingkungan yang berlaku maka kemudahan dalam penyebaran ajaran tersebut akan didapatkan, dan sebaliknya ketika ajaran tersebut dianggap tidak sesuai dengan keadaan lingkungan maka akan menimbulkan konflik antara yang pembawa risalah dengan masyarakat setempat.

Lingkungan yang mencetak pola pikir seseorang akan mendapatkan penyesuaian dari sang missionaries sehingga terjalinlah keharmonisan kemudian sehingga ego juga berperan dalam menentukan tingkat ketercapaian sebuah ajaran dalam penyebarannya. Suatu Hal yang biasa ketika sebuah tarikat mendapat dukungan yang sangat kuat di sebuah daerah, juga pendapatkan perlawanan dari sebuah daerah yang lain. Mencoba untuk memahami ketentuan ini tidaklah hanya dapat di pandang dari satu sudut pandang saja tetapi haruslah dari segala aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh linkungan, karna lingkungan merupakan factor external yang mempengaruhi tabiat dan tingkah laku individual dalam masyarakat, atau dengan kata lain minoritas berada di bawah mayoritas. Sehingga ketika tarikat sudah dapat meraih penganut yang mayoritas maka tiada kesungkanan bagi tarikat tersebut melangkahkan kaki.

3. Faktor Ekonomi.

Factor ekonomi dalam penguruh penyebaran sebuah tarikat, tidak lah terlalu menjadi objek utama hanya saja dapat memberikan kita sebuah kepahaman bagaimanakah sebuah tarikat menyebar dan dianut oleh masyarakat dilihat dari sudut pandang kebutuhan ekonomi. Masyarakat pedesaan umumnya yang tarap ekonominya masih rendah akan mudah terbawa arus ketika diiming-imingi pasilitas yang penggiurkan., hal ini tidak hanya tarikat dalam islam saja tetapi juga dilakukan oleh misionaris Kristen dalam usaha pemurtadan, terjadi di daerah istimewa Aceh setelah musibah sunami yang melenyapkan ribuan nyawa manusia tak perdosa dan melenyapkan harta benda, situasi ini dimanfaatkan oleh meraka dalam melaksanakan misi pemurtadan, kembali kepada penyebaran tarikat tidak jarang iming-iming yang dijanjikan oleh para guru spiritual dalam memperoleh penganut.

Tarikat Ahmadiyah juga termasuk juga yang menggunakan jalur ini ketika mereka mendapatkan sumber dana dari pemerintah Britis dan perlindungan penuh, maka berbondong-bondong orang-orang kodiani memeluk dan menerima dengan tangan terbuka ajaran ini dan menerima doktrin-doktrin yang ditanamkan, sehingga sampai sekarang terdapat markas besar Ahmadiah di Inggris. Maka dengan mata terbuka marilah kita lihat fakta-fakta sejarah dari sejak islam diturun kan hingga sekarang dan menjadikan ibroh dalam mencari kemurnian sebuah kebenaran sebuah keyakinan, islam mewariskan harta yang tiada bandingnya dan tiada yang mampu menyerupainya yaitu Al-quran, yang didalamnya mengandung kebenaran yang mutlak maka tidaklah kita butuh yang lain daripadanya. Bukankah Alquran cukup sempurna untuk dijadikan petujuk menuju kebahagiaan yang hakiki?......

4. Faktor Sosial dan Budaya

Diberbagai daerah seperti Padang, Aceh, dan Sumatra utara pada umumnya. Yang memiliki tingkat sosial dan budaya yang compleks sehingga mempengaruhi pemikiran penduduk setempat apalagi yang belum mengalami mobilitas sosial maka menjadi lahan utama bagi penyebaran tarikat, seperti di Besilam nama daerah yang terletak di kabupaten langkat, Sumatra Utara, menjadi lahan subur berkembangnya bermacam-macam tarikat seperti Naqsabandiyah, Qodoriyah, Ahadiya di padang, Suhurwardiyah, Chistiyah , dan lain-lain yang yakini banyak guru-guru sepiritual yang berdomisili di daerah tersebut dan tidak jarang banyak orang yang datang dari pelosok nan jauh hanya untuk meminta doa sang guru yang diyakini mampu mewujudkan keinginan sang pemohon hal ini biyasa dikatakan tawassul, kelompok pengikut Wahabis di Saudi Arabia menentang keras kebudayaan tawasul karena di anggap sirik .

Ini adalah sebuah pantulan keadaan sosial masyarakat yang mudah terbawa drama sehingga mudah menerima dan meyakini dengan keyakinan yang berlebihan, yang akhirnya mengarah kepada aktifitas ritual yang musyrik disebabkan oleh keyakinan yang extrim tanpa merujuk kepada pedoman yang telah di syariatkan oleh Al-Qur’an. Setiap individu diharapkan untuk membekali diri dengan keyakinan yang diajarkan oleh Al-Quran dan bersifat realistis dalam menghadapi setiap perubahan keadan sosial dengan tidak terlarut kedalam perubahan yang negative, sebab dengan prinsip dan keyakinan yang kuat perubahan sosial dan budaya akan mengikut kepada kita namun sebaliknya bila kita lemah dan tidak memiliki sikap relistis yang posotif maka kita merupakan korban-korban dari perubahan sosial yang terkadang membawa mudharat dan bukanya manfaat. Wallahu A’lam bitsawab.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun (masa kejayaan) Nabi Muhammad saw. Berjuang dalam menyiarkan Agama Allah yaitu Islam, kesempurnaan telah diwaristkan kepada kita umatnya ketika haji wadda yaitu haji terakhir Nabi Muhammad saw mendeklarasikan alyauma akmaltu lakum dinumum waroditu alaikum ni’mati, bukankah sedah jelas tiada kekurangan dalam diri islam dan tidak perlu lagi adanya jalan-jalan baru sebab jalan yang sudah ada merupakan jalan yang paling sempurna.Rasul pun menegaskan bahwa beliau adalah manusia biasa dan tidak layak dipertuhankan, jadi bagai mana mungkin kita meyakini seorang guru sepiritual dan memujanya melebihi Rosul

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

My Ballot Box
Haruskah Almuni Santri belajar ke Negri Arab




Bagai mana Al Azhar University?




Anda pernah mendengar Aligarh Muslim University di India?






View Results
INDONESIAN STUDENTS' BLOG IN INDIA

Asnadi  • A. Fatih Syuhud   • Ahmad Qisai   • Aila El Edroos  • Dudi Rahman  • Fadlan Achadan  • Irwansyah Yahya  • Joni Rahalsyah Putra  • Julkifli Marbun  • Jusman Masga  • Khairurrazi   • Lukman Nul Hakim  • Mario  • Muhammad Ikhsan   • Mujazin   • Mukhlis Zamzami Chaniago  • Pan Mohamad Faiz  • Purwarno Hadinata  • Putu Widyastuti Rudolf  • Rahmanita   • Rini Ekayati  • Rizqon Khamami  • Saifullah Hayati Nur  • Tasar Karimuddin  • Tylla Subijantoro  • Umi Kalsum  • YASER AMRI  • Yunita Ramadhana  • Zamhasari Jamil  • zulfikar karimuddin 


OVERSEAS BLOGGERS :

INSTA PUNDIT   •Andrew Bartlett, a Democrat Senator from Queensland    •Georganna Hancock   •Juan Cole   •Avari   •Jakartass   •Java Jive: paradise is not all that it seems   •John Mc Dougall   •John Tyrrell   •La Antropologia Cautiva en Babilonia   •Less people, less idiots   •Preetam Rai   •Sean Doherty    •Tariq Nelson   •Virtually Islamic  




      Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add Beautiful Mind to Newsburst from CNET News.com   Add to Google   Add to My AOL   Subscribe in FeedLounge   Add to netvibes   Subscribe in Bloglines   Add to The Free Dictionary     Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in NewsAlloy   Add to Excite MIX   Add Beautiful Mind to ODEO   Subscribe in podnova   Add to Pageflakes