Friday, November 9, 2007

NASIRUDDUN TUSI

Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad ibn Al-Hasam Nasiruddin Al-Tusi, dia terlahir di Tus (Khurasan) yang berdekatan dengan Meshad di bagian timur laut Iran. Dia biasa di kenal dengan sebutan Nasiruddin al-Tusi, meskipun demikian dia juga mempunyai beberapa nama yang berbeda di karenakan kemahsyurannya antara lain Muhaqqiq Al-Tusi, Khuwaja Tusi dan Khuwaja Nasir, kemahsyurannya dapat di setarakan denganilmuan barat seperti Thomas Aquinas dan Roger Bacon.

Nasiriddin Tusi adalah ilmuan dalam bidang Filasafat, Theology, Matematika, Astronomi dan Negarawan yang bermazhabkan Shia Islam, dia merupakan ilmuan yang paling terkenal pada abad ke-13 di bagian timur wilayah Islam. Sangat sedikit sekali sumber-sumber yang berkaitan dengan kehidupanya di masa kanak-kanak dan awal pendidikannya, sebagian dapat di temukan di autobiography dalam karangan terkenalnya Syair wa Suluk. Dia terlahir di Tus bagian timur laut Negara Iran dan diapula penganut Istna Ashari yang berkeyakinan kepada dua belas imam Shia Islam mengikuti pendahulunya.

Nasiruddin Tusi meninggal dunia di kota seribu satu malam Baghdad, ayahnya meninggal pada saat ia masih berusia masih sangat kecil, dan untuk memenuhi keingingan ayahnya Tusi belajar keras dan mendapatkan biayasiswa kemudian dia melakukan pengembaraan ke daerah-daerah lain untuk menuntut Ilmu dan berguru kepada ilmuan terkenal dan dalam waktu yang relatif singkat Tusi menguasi beberapa ilmu penting yang pada saat itu pendidikan agama menjadi prioritasnya.Tusi menekuni pendidikan agama sejak dia berusia muda khususnya dari keluarganya sendiri yang berkaitan dengan Shia Islam Istna Ashari, dia memperlihatkan minat yang besar dalam bidang Matematika, Astronomi dan ilmu-ilmu umum lainya.

Dalam Syair wa Suluk, Tusi memberikan sekilas pandangan mengenai pendidikannya dalam bidang Theology dan Filsafat. Tetapi dia tidak menjelaskan dengan mendetail oleh ilmuan siapa dia telah di perkenalkan tentang sabjek ini, begitu juga dalam bidang Matematika dan Astronomi, yang belakangan menjadi lahan investidasi penting menyangkut hal tersebut. Tetapi kita dapat menemukan dari berbagai sumber yang lain Tusi adalah pelajar yang sangat sungguh-sunguh dan pada saat umurnya mencapai 17 tahun Tusi telah mempelajari filsafat Ibn Sina (meninggal pada tahun 1037), juga dengan Farid al-Din Damad (meninggal pada tahun 1246), dia juga menghadiri ceramah Qutb al-Din Sarakh di Nishapur, dimana dia juga pernah bertemu dengan penyair dan seorang sufi terkenal Farid al-Din Muhtasim (meninggal pada tahun 1257), pada waktu yang bersamaan ini juga Tusi mempelajari ilmu Fiqih.


Ketika dia berumur 20 tahun, Tusi mulai bergabung ke dalam pemerintahan oleh gubernur dinasti Islamili Nasir al-Din Muhtasyim (meninggal pada tahun 1257) yang ketika itu memerintah Quhistan di bagian timur laut Iran, yang akhirnya dia di terima di kalangan masyarakat Ismaili di Nisaphur, di mana pada saat itu menjadi pusat pengajaran madzhab Ismaili, Tusi di perkenalkan dengan ajaran tersebut, selanjutnya dalam perjalanan dari Iraq menuju Khurasan, dia bertemu dengan ulama terkenal dari mazhab Islamili Sihab al-Din Muhtasyim (yang meninggal pada tahun 1245) yang akhirnya Tusi berguru kepadanya dan mendalami kitab-kitab Islamili karangan Nizari Ismaili Imam Hasan A’la Dhikrihi al-Salam (meninggal pada tahun 1166).
Di Quhistan, hubungan Tusi dengan gubernur semakin erat dia memberikan kontribusinya yang sangat berharga di antaranya Akhlak al-Nasiri, Akhlak al-Muhtasimi dan Risalat al Mu’iniyyah, yang merupakan parjalanannya merinitis karir menduduki jabatan terhormat dalam perpolitikan pemerintahan Ismaili di Iran.
Selain dari pada mengedit, menterjemahkan dan menyusun berbagai karya filsafat dan keilmuan, Tusi juga menghasilkan berbagai kontribusi dalam bentuk panduan mengenai mazhab Islmaili, penambahan dari background pendidikan ilmiah dan kemampuannya dalam menciptakan literature yang unik. Yang di hasilkan olehnya semasa di Alamut, salah satu contoh hasil yang terkenal antara lain filsafat yang kuat dan hanya di pahami oleh orang-orang tertentu saja penterjemahan pemikiran Ismaili, sebagai representatif khusus dalam Rawda-yi Taslim.
Penyerbuan tentara Mongol di sebelah barat Asia, mengakibatkan keruntuhan kekuatan Politik Islamili dan terjadi pembunuhan masal terhadap orang-orang Ismaili, yang di yakini oleh Mongol sebagai ancaman serius, dalam suasana mencekam seperti ini Tusi mencari alternatif perlindungan lain dan telah berhasil mendapatkan jabatan di kerajaan Mongol yang pada saat itu mencadi penguasa dan menginginkan dan mendukung pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan selanjutnya dalam naungan Mongol Tusi juga mencoba menulis beberapa karya Istna Ashari Shia.


Dalam istana pemerintahan Mongol Tusi menyaksikan keruntuhan dinasti Abbasiyah dan setelah mendapat kepercayaan dari Huluku Khan, Tusi diberikan kepercayaan penuh untuk mengurus badan Awqof (yayasan keagamaan). Untuk pertama kalinya dia memfokuskan kepada perlindungan terhadap para sarjana atau ulama dan menjamin kebebasan mereka dalam mempertahankan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pada waktu yang sama Tusi mendirikan observatorium terkenal dan pusat pendidikan di dekat Maragah bagian barat laut Negara Iran, dalam hal ini Nasiruddin Tusi berperan sebagai senior terhadap Huluqu khan dan terus mendukung aktifitas pendidikan dan menulis beberapa aspek pemikiran Shia theology.
Jumlah keseluruhan karya yang di tulis oleh Tusi di perkirakan sekitar 135 judul di berbagai bidang, di antaranya Astronomi, Etik, ilmu Logic, Matematika, Filsafat, theology, Sufisme, literature dan beberapa Ilmu yang popular. Beberapa karya tersebut, contohnya mengenai komentar terhadap karya Ibn Sinna, Al-Ishyarat wa al-Tanbihat dalam ilmu filsfat dan Akhlak al-Nasiri dalam ilmu theology dan juga praktek etika. Kesemuanya masih di gunakan sebagai textbook oleh berbagai pusat pendidikan khususnya di Negara-negara Islam.
Tusi memilki ketertarikan menulis dalam bidang etika sejak dia berada di Quhistan ketika dia memenuhi permintaan Nasir al-Din Muhtashim, akhirnya diapun berhasil menciptakan banyak karya dalam ilmu etik di antarannya terjemahan Ibn Al Muqqaffah, Al- dab al-Wajiz lil Walad al-Saqir, Akhlaq al-Muhtasimi dan Akhlak al-Nasiri demikian juga 20 menit bab Rawda yi Taslim, dimana karya Akhlak al-Nasiri ini dapat diklasifikasikan sebagai filsafat etik.
Sebuah penelitian ilmiah terhadap kontribusi Nasirruddin Tusi dalam bidang Filsafat, Astronomi, Trigonometri dan Matematika adalah usaha yang baru saja dilakukan, disamping itu kontribusi Tusi dalam bidang Religi juga sangat besar karna dia juga merupakan seorang ulama Shia, meskipun demikian ide-ide yang di aplikasikan dalam filsafat dan metode dalam menanggapi permasalahan agama dan kehidupan dapat menjadi sebuah panutan oleh kita semua. Selanjutnya pada masa ituTusi juga aktif dalam diskusi politico-religious mengenai seluruh ruang lingkup permasalahan Islam dengan berkiblat kepada konsep filsafat Ibn Sina, Dia dapat di anggap sebagai representative kebangkitan pemikiran filsafat di bagian Asia tanah Islam. Baginya perbedaan pemikiran mazhab dan kepercayaan hanyalah merupakan diskusi keagamaan, memberikan hak kepada para peserta untuk bebas berpendapat tanpa bermaksud menjatuhkan posisi mazhab yang lain.
Semua ini merupakan perspectif ide-ide Tusi dalam kontribusinya terhadap perkembangan Hikmah Muta’aliyah (kebebasan penuh), yang selenjutnya di kembangkan oleh Mulla Sudra (meninggal pada tahun 1641). Dapat kita simpulkan bahwa usaha Nasiruddin Tusi dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah sebuah kontribusi yang sangat besar bagi umat Islam di seluruh dunia, dan dia merupakan figure Muslim yang memiliki intelektualitas yang tinggi. Semoga masih banyak lagi generasi-generasi Muslim yang tampil pada zaman modern saat ini yang memiliki kemampuan seperti Nasiruddin Tusi.amiin.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

My Ballot Box
Haruskah Almuni Santri belajar ke Negri Arab




Bagai mana Al Azhar University?




Anda pernah mendengar Aligarh Muslim University di India?






View Results
INDONESIAN STUDENTS' BLOG IN INDIA

Asnadi  • A. Fatih Syuhud   • Ahmad Qisai   • Aila El Edroos  • Dudi Rahman  • Fadlan Achadan  • Irwansyah Yahya  • Joni Rahalsyah Putra  • Julkifli Marbun  • Jusman Masga  • Khairurrazi   • Lukman Nul Hakim  • Mario  • Muhammad Ikhsan   • Mujazin   • Mukhlis Zamzami Chaniago  • Pan Mohamad Faiz  • Purwarno Hadinata  • Putu Widyastuti Rudolf  • Rahmanita   • Rini Ekayati  • Rizqon Khamami  • Saifullah Hayati Nur  • Tasar Karimuddin  • Tylla Subijantoro  • Umi Kalsum  • YASER AMRI  • Yunita Ramadhana  • Zamhasari Jamil  • zulfikar karimuddin 


OVERSEAS BLOGGERS :

INSTA PUNDIT   •Andrew Bartlett, a Democrat Senator from Queensland    •Georganna Hancock   •Juan Cole   •Avari   •Jakartass   •Java Jive: paradise is not all that it seems   •John Mc Dougall   •John Tyrrell   •La Antropologia Cautiva en Babilonia   •Less people, less idiots   •Preetam Rai   •Sean Doherty    •Tariq Nelson   •Virtually Islamic  




      Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add Beautiful Mind to Newsburst from CNET News.com   Add to Google   Add to My AOL   Subscribe in FeedLounge   Add to netvibes   Subscribe in Bloglines   Add to The Free Dictionary     Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in NewsAlloy   Add to Excite MIX   Add Beautiful Mind to ODEO   Subscribe in podnova   Add to Pageflakes