Saturday, April 19, 2008

Dunia Rindukan Rasulullah



Perpecahan tak dapat dihentikan, perang antara ideology menjadi bahan utama setiap perbincangan kaum inteletualis, pertumpahan darah tak terelakan, orang-orang tak berdosa menjadi santapan senjata, setiap golongan mamaksakan kehendak dan membenarkan tujuan masing-masing tak jarang sampai harus menghunus pedang hanya sekedar untuk menakuti atau dijadikan tameng keangkuhan yang berlebihan, inilah pengaruh ta’asub yang tidak wajar, dunia semakin tua, catatan sejarah hampir penuh, tinta penggores kitab sejarah hampir kering, generasi silih berganti tiada henti namun dimanakah letak kesempurnaan hidup itu yang meberikan kebahagiaan, kedamaian, cinta kasih persaudaraan, jauh dari tamak dan dengki, yang menyebarkan cahaya keindahan kepada seluruh manusia seantero jagad ini.

Benarkah kemunduran islam penyebabnya? Apakah yang menyebabkan kemunduran itu? Sehingga kita umat islam saat ini menanggung penderitaan yang sangat parah, umat islam ibarat kehilangan kekuasaan dan selalu tunduk kepada para kafir yang merajalela mengobrak abrik kesatuan dan kejayaan islam yang sejak ratusan tahun lalu unggul sebagai peradaban nomor satu didunia, siapa yang salah? Saat ini bangsa-bangsa kafir tertawa seraya menghina kemunduruan umat islam, bangsa Israel yang picik terus menyayat-nyayat daging umat dengan sembilu kelicikannya, dan melemparkannya untuk jadi santapan binatang pelharaanya, merebut dan merampok jiwa, harta, tanah air umat islam.

Ukwah islamiyah hanya tinggal nama, panji-panji yang selama ini dibanggakan dan jadi senjata mulai pupus dan akhirnya hangus ditelan matrealisme yang berkuasa, bangsa barat yang menganggap imperialisme islam sebagai model kehidupan yang kolot dan tidak sesuai dengan zaman modern berusaha menanamkan benih kekafiran mereka, dengan mengatas namakan demokrasi, yang sampai saat ini tidak terbukti keberhasilanya, bertopeng pahlawan tapi berjiwa lawan, ibarat anjing peliharaan yang patuh kepada tuan sang pemberi tulang dan menggigit apabila tak diberi makan, mereka tidaklebih dari seorang dermawan yang menginginkan imbalan dari pemberian. Menjerat islam dari setiap elemen dan segmen kehidupan, sehingga umat islam lumpuh dan candu akan obat yang diberikan bangsa barat.

Namun demikian tak ada untungnya kita terus mengeluh dan menerima nasib, perpecahan dalam islam itu sendiri yang telah membuat kita lemah dan mudah digrogoti oleh lawan, berapa orang dari keluarga kita dari setiap atap rumah yang tidak melaksanakan ibadah, itulahbenih penyakit yang berbahaya, kita pecah ibarat rumahtangga yang tak bisa dipertahankan keutuhannya, ibarat perceraian seorang suami dan istri hanya disebabkan perbedaan selera makan, permusuhan antara bapak dan anak hanya karena punya hobi yang sama, perselisihan yang terjadi dalam diri islam inilah yang menanamkan benih kelemahan yang akhirnya dipupuk oleh bangsa barat sehingga benih itu tumbuh dan berakar kuat dalam jiwa umat muslim, kita hanya bisa melihat dan prihatin melihat kehormatan saudara kita diinjak-injak, agama terhinakan oleh kekejaman bangsa kafir yang berniat menhancurkan ukwah kita, ibarat saudara perempuan kita diperkosa dan kita hanya menutup mata, bukan karena kita tidak bisa bertindak melawan kemungkaran tersebut, bukan karena kita tidak bisa melawan kebiadaban itu, tapi karena belenggu yang diikatkan dalam bentuk matrealisis, kenyamanan, kekayaan harta benda dan kehormatan kedudukan yang tinggi membuat kita umat islam yang saudara kita tertindas diam seribu bahasa, mata menangis tapi hati bahagia, dahi berkerut tapi dada terbuka.

Bukankah rasulullah datang dan menyebarkan agama Allah dengan bermodalkan harta benda, kehormata dan nyawa, lupakah kita umat islam adalah umat yang Berjaya dan paling beradap. Ingatlah bahwa rasul diutus bukan hanya untuk kepentingan satu golongan, ras dan Negara, Rasulullah tiba dengan membawa kabar kembira untuk semua umat manusia yang ada didunia, menunjukan jalan yang terang dan lurus menuju kebahagian yang abadi. Hanya satu orang saja yaitu Rasulullah saw. Ia mampu membalikan kemungkaran yang begitu mendarah daging dalam diri bangsa Arab, mampu menerangi seantero jagad raya ini dengan cahaya kedamaian dan kesucian, dan semuanya telah beliau wariskan kepada kita, sebuah agama sempurna rahmatan lil alamin, agama yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya, agama yang membawa kepada keunggulan peradaban paling nomor satu sedunia, dan saat ini menjadi agama mayoritas didunia, dan jutaan ribu manusia telah memeluk islam, kenapa sebegitu banyak umat muslim didunia tidak mampu bahkan takut melawan kemungkaran yang merajalela, hanya diam melihat ritual penyembelihan saudara-saudara kita diberbagai belahan dunia oleh kaum kafir, perampokan kehormatan harta dan tempat tinggal telah menjadi tontonan yang biasa disetiap surat kabar dan media massa, melihat air mata dan jeritan tangis seorang ibu maratapi anaknya yang mati akibat peluru rudal yang sengaja ditembakan, tangisan anak-anak kecil melihat tubuh ayahnya disayat-sayat oleh para tentara kafir, jeritan seorang ayah yang melihat anak perempuannya diperkosa, dimana letak kemanusiaan itu, dimana keadilan yang digembor-gemborkan Negara adidaya, apakah ukuran keadilan itu dapat ditakar dengan banyaknya nyawa-nyawa tak bedosa melayang dan darah yang mengalir dirumah-rumah dan disepanjang jalan sehingga lautanpun akan berubah warnanya menjadi merah, yah mungkin benar kata orang kalau keadilan itu ada diatas mata uang, hukum bisa dibeli dan diubah-ubah sekehendak hati, para tersangka kejahatan jadi bisnis para hakim untuk memperkaya diri, kebenaran bisa dibeli, pelanggaran hak asasi jadi taruhan diatas meja judi.

Zaman jahiliah datang lagi, cahaya kebenaran mulai redup, kebiadaban tersebar luas, modrenitas tak membuktikan keadilan, malah menyebabkan kerusakan moral, orang barat mengidentikan modrenitas dengan kebebasan yang tanpa batas, modrenitas bukan sekedar zaman yang terkini, tapi harus dipadukan dengan kebebasan berkehendak yang sesuka hati dan tak terikat oleh nilai-nilai moral, kesalahan yang dulu dianggap tabu sekarang menjadi popularitas, contoh kecil dinegara kita, hamil diluar nikah merupakan kecelakaan hubungan yang lumrah, yang dianggap bisa dibersihkan dengan menikahkan kedua belah pihak dan diadakan pesta besar-besaran dengan mengundang sanak-saudara, kerabat dan tetangga, sungguh nilai-nilai malu telah hilang dari permukaan bumi, merosotnya takaran-takaran kemaksiatan didukung dan diidentikan dengan globalisasi dan kemodrenitasan dunia yang dianggap benar.

Saat ini adalah benar bagi kita kaum muslimin yang masih berpegang teguh kepada ajaran dan syariat islam untuk merindukan rasulullah saw. Merindukan cahayanya yang bisa menerangi kembali kegelapan yang dibawa oleh budaya modern. Mengembalikan kasih sayang yang telah lama hilang, kita tidak ingin hidup dan kemudian mati ditengah zaman yang penuh kemaksiatan dan kemungkaran tanpa sempat melihat kejayaan islam membawa cahaya kebenaran dan keagungan, kita rindu akan hadirnya sebuah sentuhan rahmat dari tangan seorang rasul yang damai bagaikan air jernih yang menghilangkan dahaga selama mengalami perjalanan jauh yang panas dan padang pasir, karismatik yang menundukan buasnya seekor harimau, sungguh kami merindukanmu ya rosul, semoga Tuhan memberikan kesempatan untuk kita melihat kedamian tercipta dimuka bumi ini, menjaukah sengketa antar saudara, perpecahan antar agama, meskipun Allah mengatakan islam akan terbagi menjadi 72 golongan besar bukan berarti ada 72 pertikayan dan tubuh islam, mari kita sampul kembali lentera-lentera ukwah, kita lebih dari satu orang, kita jutaan orang muslim mengapa kita tidak mampu melawan kemungkaran, mengapa rasulullah yang hanya sendiri mampu menegakkan panji-panji islam, kita yakin bahwa pertolongan Tuhan akan selalu menyertai kita, tidak ada yang akan mati sia-sia dalam perjuangan umat, meskipun perjuangan itu berbeda bentuk, dalam setiap elemen kehidupan sosial, politik, budaya, ekonomi dll, semuanya punya peran yang sama dalam menegakkan keadilan dan kebenaran islam, kita semua merindukanmu ya Rasulullah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

My Ballot Box
Haruskah Almuni Santri belajar ke Negri Arab




Bagai mana Al Azhar University?




Anda pernah mendengar Aligarh Muslim University di India?






View Results
INDONESIAN STUDENTS' BLOG IN INDIA

Asnadi  • A. Fatih Syuhud   • Ahmad Qisai   • Aila El Edroos  • Dudi Rahman  • Fadlan Achadan  • Irwansyah Yahya  • Joni Rahalsyah Putra  • Julkifli Marbun  • Jusman Masga  • Khairurrazi   • Lukman Nul Hakim  • Mario  • Muhammad Ikhsan   • Mujazin   • Mukhlis Zamzami Chaniago  • Pan Mohamad Faiz  • Purwarno Hadinata  • Putu Widyastuti Rudolf  • Rahmanita   • Rini Ekayati  • Rizqon Khamami  • Saifullah Hayati Nur  • Tasar Karimuddin  • Tylla Subijantoro  • Umi Kalsum  • YASER AMRI  • Yunita Ramadhana  • Zamhasari Jamil  • zulfikar karimuddin 


OVERSEAS BLOGGERS :

INSTA PUNDIT   •Andrew Bartlett, a Democrat Senator from Queensland    •Georganna Hancock   •Juan Cole   •Avari   •Jakartass   •Java Jive: paradise is not all that it seems   •John Mc Dougall   •John Tyrrell   •La Antropologia Cautiva en Babilonia   •Less people, less idiots   •Preetam Rai   •Sean Doherty    •Tariq Nelson   •Virtually Islamic  




      Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add Beautiful Mind to Newsburst from CNET News.com   Add to Google   Add to My AOL   Subscribe in FeedLounge   Add to netvibes   Subscribe in Bloglines   Add to The Free Dictionary     Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in NewsAlloy   Add to Excite MIX   Add Beautiful Mind to ODEO   Subscribe in podnova   Add to Pageflakes