Friday, November 9, 2007

NASIRUDDUN TUSI

Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad ibn Al-Hasam Nasiruddin Al-Tusi, dia terlahir di Tus (Khurasan) yang berdekatan dengan Meshad di bagian timur laut Iran. Dia biasa di kenal dengan sebutan Nasiruddin al-Tusi, meskipun demikian dia juga mempunyai beberapa nama yang berbeda di karenakan kemahsyurannya antara lain Muhaqqiq Al-Tusi, Khuwaja Tusi dan Khuwaja Nasir, kemahsyurannya dapat di setarakan denganilmuan barat seperti Thomas Aquinas dan Roger Bacon.

Nasiriddin Tusi adalah ilmuan dalam bidang Filasafat, Theology, Matematika, Astronomi dan Negarawan yang bermazhabkan Shia Islam, dia merupakan ilmuan yang paling terkenal pada abad ke-13 di bagian timur wilayah Islam. Sangat sedikit sekali sumber-sumber yang berkaitan dengan kehidupanya di masa kanak-kanak dan awal pendidikannya, sebagian dapat di temukan di autobiography dalam karangan terkenalnya Syair wa Suluk. Dia terlahir di Tus bagian timur laut Negara Iran dan diapula penganut Istna Ashari yang berkeyakinan kepada dua belas imam Shia Islam mengikuti pendahulunya.

Nasiruddin Tusi meninggal dunia di kota seribu satu malam Baghdad, ayahnya meninggal pada saat ia masih berusia masih sangat kecil, dan untuk memenuhi keingingan ayahnya Tusi belajar keras dan mendapatkan biayasiswa kemudian dia melakukan pengembaraan ke daerah-daerah lain untuk menuntut Ilmu dan berguru kepada ilmuan terkenal dan dalam waktu yang relatif singkat Tusi menguasi beberapa ilmu penting yang pada saat itu pendidikan agama menjadi prioritasnya.Tusi menekuni pendidikan agama sejak dia berusia muda khususnya dari keluarganya sendiri yang berkaitan dengan Shia Islam Istna Ashari, dia memperlihatkan minat yang besar dalam bidang Matematika, Astronomi dan ilmu-ilmu umum lainya.

Dalam Syair wa Suluk, Tusi memberikan sekilas pandangan mengenai pendidikannya dalam bidang Theology dan Filsafat. Tetapi dia tidak menjelaskan dengan mendetail oleh ilmuan siapa dia telah di perkenalkan tentang sabjek ini, begitu juga dalam bidang Matematika dan Astronomi, yang belakangan menjadi lahan investidasi penting menyangkut hal tersebut. Tetapi kita dapat menemukan dari berbagai sumber yang lain Tusi adalah pelajar yang sangat sungguh-sunguh dan pada saat umurnya mencapai 17 tahun Tusi telah mempelajari filsafat Ibn Sina (meninggal pada tahun 1037), juga dengan Farid al-Din Damad (meninggal pada tahun 1246), dia juga menghadiri ceramah Qutb al-Din Sarakh di Nishapur, dimana dia juga pernah bertemu dengan penyair dan seorang sufi terkenal Farid al-Din Muhtasim (meninggal pada tahun 1257), pada waktu yang bersamaan ini juga Tusi mempelajari ilmu Fiqih.


Ketika dia berumur 20 tahun, Tusi mulai bergabung ke dalam pemerintahan oleh gubernur dinasti Islamili Nasir al-Din Muhtasyim (meninggal pada tahun 1257) yang ketika itu memerintah Quhistan di bagian timur laut Iran, yang akhirnya dia di terima di kalangan masyarakat Ismaili di Nisaphur, di mana pada saat itu menjadi pusat pengajaran madzhab Ismaili, Tusi di perkenalkan dengan ajaran tersebut, selanjutnya dalam perjalanan dari Iraq menuju Khurasan, dia bertemu dengan ulama terkenal dari mazhab Islamili Sihab al-Din Muhtasyim (yang meninggal pada tahun 1245) yang akhirnya Tusi berguru kepadanya dan mendalami kitab-kitab Islamili karangan Nizari Ismaili Imam Hasan A’la Dhikrihi al-Salam (meninggal pada tahun 1166).
Di Quhistan, hubungan Tusi dengan gubernur semakin erat dia memberikan kontribusinya yang sangat berharga di antaranya Akhlak al-Nasiri, Akhlak al-Muhtasimi dan Risalat al Mu’iniyyah, yang merupakan parjalanannya merinitis karir menduduki jabatan terhormat dalam perpolitikan pemerintahan Ismaili di Iran.
Selain dari pada mengedit, menterjemahkan dan menyusun berbagai karya filsafat dan keilmuan, Tusi juga menghasilkan berbagai kontribusi dalam bentuk panduan mengenai mazhab Islmaili, penambahan dari background pendidikan ilmiah dan kemampuannya dalam menciptakan literature yang unik. Yang di hasilkan olehnya semasa di Alamut, salah satu contoh hasil yang terkenal antara lain filsafat yang kuat dan hanya di pahami oleh orang-orang tertentu saja penterjemahan pemikiran Ismaili, sebagai representatif khusus dalam Rawda-yi Taslim.
Penyerbuan tentara Mongol di sebelah barat Asia, mengakibatkan keruntuhan kekuatan Politik Islamili dan terjadi pembunuhan masal terhadap orang-orang Ismaili, yang di yakini oleh Mongol sebagai ancaman serius, dalam suasana mencekam seperti ini Tusi mencari alternatif perlindungan lain dan telah berhasil mendapatkan jabatan di kerajaan Mongol yang pada saat itu mencadi penguasa dan menginginkan dan mendukung pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan selanjutnya dalam naungan Mongol Tusi juga mencoba menulis beberapa karya Istna Ashari Shia.


Dalam istana pemerintahan Mongol Tusi menyaksikan keruntuhan dinasti Abbasiyah dan setelah mendapat kepercayaan dari Huluku Khan, Tusi diberikan kepercayaan penuh untuk mengurus badan Awqof (yayasan keagamaan). Untuk pertama kalinya dia memfokuskan kepada perlindungan terhadap para sarjana atau ulama dan menjamin kebebasan mereka dalam mempertahankan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pada waktu yang sama Tusi mendirikan observatorium terkenal dan pusat pendidikan di dekat Maragah bagian barat laut Negara Iran, dalam hal ini Nasiruddin Tusi berperan sebagai senior terhadap Huluqu khan dan terus mendukung aktifitas pendidikan dan menulis beberapa aspek pemikiran Shia theology.
Jumlah keseluruhan karya yang di tulis oleh Tusi di perkirakan sekitar 135 judul di berbagai bidang, di antaranya Astronomi, Etik, ilmu Logic, Matematika, Filsafat, theology, Sufisme, literature dan beberapa Ilmu yang popular. Beberapa karya tersebut, contohnya mengenai komentar terhadap karya Ibn Sinna, Al-Ishyarat wa al-Tanbihat dalam ilmu filsfat dan Akhlak al-Nasiri dalam ilmu theology dan juga praktek etika. Kesemuanya masih di gunakan sebagai textbook oleh berbagai pusat pendidikan khususnya di Negara-negara Islam.
Tusi memilki ketertarikan menulis dalam bidang etika sejak dia berada di Quhistan ketika dia memenuhi permintaan Nasir al-Din Muhtashim, akhirnya diapun berhasil menciptakan banyak karya dalam ilmu etik di antarannya terjemahan Ibn Al Muqqaffah, Al- dab al-Wajiz lil Walad al-Saqir, Akhlaq al-Muhtasimi dan Akhlak al-Nasiri demikian juga 20 menit bab Rawda yi Taslim, dimana karya Akhlak al-Nasiri ini dapat diklasifikasikan sebagai filsafat etik.
Sebuah penelitian ilmiah terhadap kontribusi Nasirruddin Tusi dalam bidang Filsafat, Astronomi, Trigonometri dan Matematika adalah usaha yang baru saja dilakukan, disamping itu kontribusi Tusi dalam bidang Religi juga sangat besar karna dia juga merupakan seorang ulama Shia, meskipun demikian ide-ide yang di aplikasikan dalam filsafat dan metode dalam menanggapi permasalahan agama dan kehidupan dapat menjadi sebuah panutan oleh kita semua. Selanjutnya pada masa ituTusi juga aktif dalam diskusi politico-religious mengenai seluruh ruang lingkup permasalahan Islam dengan berkiblat kepada konsep filsafat Ibn Sina, Dia dapat di anggap sebagai representative kebangkitan pemikiran filsafat di bagian Asia tanah Islam. Baginya perbedaan pemikiran mazhab dan kepercayaan hanyalah merupakan diskusi keagamaan, memberikan hak kepada para peserta untuk bebas berpendapat tanpa bermaksud menjatuhkan posisi mazhab yang lain.
Semua ini merupakan perspectif ide-ide Tusi dalam kontribusinya terhadap perkembangan Hikmah Muta’aliyah (kebebasan penuh), yang selenjutnya di kembangkan oleh Mulla Sudra (meninggal pada tahun 1641). Dapat kita simpulkan bahwa usaha Nasiruddin Tusi dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah sebuah kontribusi yang sangat besar bagi umat Islam di seluruh dunia, dan dia merupakan figure Muslim yang memiliki intelektualitas yang tinggi. Semoga masih banyak lagi generasi-generasi Muslim yang tampil pada zaman modern saat ini yang memiliki kemampuan seperti Nasiruddin Tusi.amiin.


Baca Selanjutnya!

HUTANG BANGSA EROPA TERHADAP ISLAM


Pendekatan Sejarah Keberhasilan Sarjana Islam Dalam Ilmu Pengetahuan

1. Pendahuluan.

Pada abad pertengahan Muslim adalah pemimpin intelektualitas dunia, para sarjana Muslim telah memberikan kontribusi yang sangat berharga kepada dunia, tidak hanya dalam riligi saja tapi juga memberikan keunggulan di seluruh bidang Ilmu pengetahuan, literature, natural sciences, seni dan budaya. Abad inipula dikatakan sebagai zaman keemasan intelektual Islam, sehingga keadaan ini memamncing dunia Barat untuk mengalihkan perhatiannya kedunia pendidikan dan Ilmu pengetahuan, sehingga dataran Arab menjadi kiblat utama bangsa Eropa untuk merintis ilmu pengetahuan. Oleh karena itu bangsa Eropa mulai membua layer dan berlabu menuju dataran Arabia, dan tidak dapat dipungkiri lagi sumber yang mereka temukan adalah berasala dari Islam.
John William Draper dalam bukunya Intellectual development of Europe, menjelaskan:

“I have to deplore the systematic manner in which the literatureof Europe has continued to put out of sight our obligations to the Muhammadans. Surely they cannot be much longer hidden. Injustice founded on religious rancour and national conceit can not be perpetuated for ever. The Arabs has left their intellectual impress on Europe. He has indelibly written it on the heaven as any one may see who reads the names of the stars on common celestial globe”.

Keunggulan keberhasilan Islam dalam dunia intelektual juga telah diakui oleh sarjana Barat Robert Briffault dalam yang tertuang dalam bukunya yang berjudul Making Humanity dalam kutipan singkat iya mengatakan:

“It is highly probable that but for the Arab Modern European civilization would never risen at all. It is absolutely certain that but them it would not have assumed that character which has enabled it to transcend all previous phases of evolution. For although there is no a single aspect of European growth in which the decisive influence of Islam culture is not traceable, no where is clear and momentous as in genesis of that power which constitutes the permanent distinctive force of modern world and supreme source of its victory natural sciences and scientific spirit”.

2. Kontribusi Sarjana Muslim Dalam Ilmu Pengetahuan.

Secara garis besar Muslim telah merumus kan dua kontribusi berharga dalam bidang pendidikan maupun ilmu pengetahuan, yang pertama bagsa Arab menjaga semua bentuk sistem pendidikan dan ilmu pengetahuan warisan dari nenek moyang yang telah di terjemahkan kedalam bahasa arab klasik, sedangkan yang kedua Muslim juga memberikan kontribusinya sendiri sehingga melahirkan ilmuan-ilmuan terkenal dan unggul sepanjang masa, antara lain ahli fisika, filsafat,geografi, juga sejarahwan. Keunggulan mereka dalam bidangnya tidak dapat tertandingi, ilmuan yang terkenal pada abad ini antara lain, dalam bidang ilmu pengetahuan Jabir, Jahir dan Baytar, dalam bidang matematika dan astronomi antara lain Khawarizmi, Umar Khayam, Abdul Waffa dan Nasiruddin Tusi, dalam bidang filsafat Ibn Farabi, Ibn Sina, Ghazali. Ibn Rusdi, Ibn Arabi dan Fakhruddin Razi, sejarahwan antara lain Tabri, Ibn Maskawiyah, Ibn Athir dan Ibn Khaldun, dalam bidang geografi Mas’ud, Idrisi, Ibn Hauqal dalam bidang muslik Al-Farabi, Zalzal, Siryab dan Ibrhim Mousli. Mereka adalah sarjana Muslim yang sangat berjasa dalam mengantarkan Islm menuju jaman kecemerlangan.

Sementara itu banyak universitas terkenal di dataran Islam pada abad pertengahan yang di jadikan pusat pendidikan, terutama di spanyol yang banyak di kunjungi oleh sarjana-sarjana Eropa.

3. Terjemahan Dari Bahasa Arab Klasik.

Pada abad ke-11,12, dan 13 para sarjana Eropa mulai menterjemahkan karya-karya orang Arab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ke dalam bahsa latin. Spanyol dan Sicily merupakan pusat utama kegiatan penterjemahan buku-buku tersebut dilakukan, tidak hanya sampai disini pendidikan juga telah di tansfer ke Barat . Pada abad kesebelas di konstantinopel seorang Biarawan Afrika Menterjemahkan Risalat pengobatan milik Ali bin Abbas yaitu Kitab Al-Maliki. Gerard dari California di Spanyol menterjemahkan lebih dari 90 buku-buku dari bahas arab di antaranya Al-Qonun (Ibn Sina). Almagest, Ptolemy dan Tafsir Al-Zahrawi juga Al-Mansuri karya Al-Razi, seorang yahudi dari Sicily FAraz bin Salim menterjemahkan Al- Hawi karya Al-Razi dan Taqwim Al-Baldan karya Ibn Jazlah. Pada abad ke-12 Adelard Bath dari Englan menterjemahkan buku Astronomi terkenal karangan Majriti.

Masih banyak lagi karya-karya cemerlang sarjana Muslim yang menjadi rujukan bangsa Eropa yang di jadikan kebangkitan dan kepentingan mereka dalam bidang ilmu pengetahuan. Apa yang terjadi kepada bangsa Arab pada masa itu, terdiam melihat kebangkitan dan membiarkan karya-karya mulia tersebut di rampas sehinggameninggalkan yang sangat menyakitkan, di rampas untuk di lupakan tidak pernah terbenak di hati kita semua itu akan terjadi, kini keunggulan technology yang menjadi marcusuar bangsa Eropa adalah hasil rampasan mereka dari Islm dan akhirnya menjadi boomerang atau senjata makan tuan bagi duni islam saat ini.

4.Sistematik dan Assimilisasi Ilmu Pengetahuan Arabs.

Setelah proses penterjemahan dan pengadopsian sistematika pendidikan bangsa Arab, para sarjana Eropa mulai berkonsentrasi pada sistematik dan perpaduan ilmu pengetahuan yang telah di terjemahkan, beberapa sarjana Barat yang berpengaruh penting dalam sistematika dan assimilisasi ini antara lain Allexandra Halle, Robert Grosseteste, St. Thomas Acquinas, ALbertus Magnus, Roger Bacon, Arnold Villanova dan Peter Abano, sudah tentu pada akhir abad ke-13 segala bentuk aktifitas keilmuan yang ada di Eropa adalah ilmu pengetahuan arab yang di terjemahkan tanpa adanya penambahan. Hasil terjemahan tersebut di jadikan mata kuliah di berbagai universitas yang ada di Eropa, hal ini di lakukan sebelum mereka berhasil menciptakan buku pelajaran sendiri.

Peran penting Muslim Spanyol dalam proses penyebaran sistematika pendidiakan dan ilmu oengetahuan ke Eropa telah di ungkapkan oleh Prof. K Hitti dalam bukunya History of the Arabs, sebagai berikut:

“Muslim Spain wrote one of the brightest chapters in intellectual history of medieval Europe. Between the Middle of Eight and beginning of the thirteenth centuries the Arabic speaking peoples were the main bearers of the torch of culture and civilization throughout the world. They were the medium through which ancient science and philosophy were recovered, supplemented, and transmitted in such a way as to make possible the renaissance of the Western Europe.”

Sedangkan mengenai kebangkitan bangsa Eropa telah di ungkapkan oleh Robert Briffault dalam bukunya yang berjudul The Making of Humanity.

“It was under influence of Morris revival of culture and not in the fifteenth century that the real renaissance took place. Spain and not Italy was the cradle of the rebirth of Europe. After sinking lower and lower in barbarism. It had reached the darkest depth of ignorance and degradation when the cities of Sarcenic world. Baghdad, Cairo, Cordova, Toledo etc. were growing centers of civilization and intellectual activity. It was there that the new life arose which was to grow into new phase of human evolution. From the time when the influence of their culture made itself felt began the tarring of new life.”

5. Pengaruh Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Kepada Sarjana Eropa.

Roger Bacon (1214-1294) diakui sebagai bapak kebangkitan bangsa Eropa yang mengimplementasikan metode experimental di Eropa. Sebenarnya metode experimental yang di terapkan di Eropa adalah bersumber dari Muslim, Robert Beffault dalam bukunya memberikan pernyataan bahwa Rager Bacon tidak layak di beri gelar tersebut dan pada hakikatnya dia bukanlah pencetus metode tersebut tetapi Roger Bacon Hanya merupakan pentransfer metode Experimental tetapi adalah berasal dari Islam, dengan kata lain Roger hanyalah pembawa risalah metode Experimental dan dalam kesempatan yang lain secara tidak langsung Roger ingin menyampaikan bahwa jalan mencari kebenaran ilmu pengetahuan hanyalah melalui Islam.

Kepler mendapatkan teorinya dari Islamic sciences, menurut para sejarahwan Kepler mendapatkan teori pembiasan atmosfir dari Ibn Haytam, dari sumber yang sama pula menyebutkan bahwa Newton mendapatkan teori grafitasi bumi dari Islam ketimbang drai jatunya sebuah apel di taman.”



6. Penutup

kontribusi sarjana Islam tidak hanya merpengaruh di Eropa dalam bidang pengetahuan saja tapi juga dalam bidang yang lain seperti literature, seni dan budaya. Rhyme juga di perkenalkan kepada bangsa Eropa oleh Arabs. Puisi Patriarch di Prancis juga berasal dari Arab. Demikian besar kontribusi yang telah di berikan oleh sarjana Muslim walaupun akhirnya di kembangkan oleh bangsa Eropa, semoga dapat menjadi I’tibar bagi kita semua bahwa Islam pernah berjaya dan akan terus berjaya. Satu hal yang perlu kita ingat bahwa segala sesuatu tidaklah bersifat ultimate, seperti keberhasilan, kejayaan, keunggulan hanyalah bersifat sementara dan semuanya akan menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah, tanpa adanya penyesuaian keunggulan yang telah di capai akan punah di telan Zaman.

Artikel ini telah di presentasikan dalam diskusi bulanan PPI Komisariat Aligarh. Di Aligarh Muslim University. 17 Februari 2007.



Baca Selanjutnya!

BUNGA BANK DALAM PERBANKAN ISLAM

Islam tidak hanya merupakan sebuah agama yang mengajarkan kedamaian ke pada umatnya, tetapi juga merupakan sebuah tatanan sosial yang lengkap, sebuah tatanan masyarakat di mana agama menjadi unsur utama, Al-quran dan Sunnah dengan keras melarang peraktek bunga bank, Islam menganggap perbuatan tersebut sebagai kelaliman (seperti yang tersurat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah dan Muzzamil). Faktanya adalah tidak ada perbedaan antara riba dan bunga bank dalam Islam, dan Islam menentang dengan terang segala bentuk bunga bank apapun bentuk, tujuan dan nama yang di berikan kepada bunga bunga bank itu sendiri.Dalam sistem ekonomi yang berbasis kapitalis bunga bank merupakan pusat transaksi yang di atur dalam sebuah sistem ekonomi, pemikiran Islam yang terbebas dari dari bunga bank merupakan suatu ke unggulan dalam perbankan modern, perbankan Islam yang berlandasakan kepada persetujuan bersama yang memperkenalkan prinsip persekutuan (shirokat), sebuah keutuhan sistem perbankan di mana pemegang saham, depositor, investor dan peminjam berpartisipasi dalam persekutuan tersebut, sistem kerja yang seperti itu melalui prinsip aplikasi yang secara konstan dan terus menerus atau yang disebut dengan Mudharobah, dimana penanam modal dan employment bekerja sama, menjadi partner dalam sebuah bisnis.

1. Awal Munculnya Perbankan Islam

Praktek perbankan sangat di gemari di awal masa Islam, mereka berkembang secara natural seiring dengan tuntutan kebutuhan perdagangan dan administrasi keuangan pada zaman itu dan berangsur-angsur di kembangkan hingga saat ini. Terdapat dua ciri utama dalam hukum perbankan menurut pemikiran sosial Islam yaitu penghapusan rate of interest atau yang disebut dengan bunga bank dan pengembangan lembaga zakat, semua ini bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan antara masyarakat dan lembaga-lembaga lain dengan landasan idealisme sosial dan kehidupan ekonomi.

Pada masa berakhirnya abad ke-19 khalifah islamiyah (kerajaan Ottoman 1281-1922) pernah mengubah standar mata uang seluruhnya dari perak dirham ke standar emas dan pada saat yang sama mempertahankan standar mata uang yang telah di tentukan dan kualitas kandungan emas dan menjaga pariasi keseimbangan mata uang dan kebijaksanaan ini menjadi sangat penting terhadap kemajuan Negara. Pegawai yang di tunjuk dalam mengurus pekerjaan ini di sebut Jahbadh (berasal dari bahasa Parsi kahbad) terdengar pertama kalinya pada masa pemerintahan Al-Mansur (754-775) namun pada masa setelahnyalah jabatan dan fungsinya di tetapkan dan menjadi ciri khas administrasi keuangan Negara. Sebuah ikrar penuh dewan Aljahbadh (departemen keuangan) telah disahkan dan Jahbadh di tempatkan di tiap-tiap provinsi. Jahbadh dapat di katakan sebagai pengurus bank yang mengumpulkan hasil pendapatan dari setiap provinsi yang di bebankan kepadanya dan setiap Jahbadh wajib melaporkan dokumentasi dengan lengkap kepada pemerintah pusat, dan biasanya Jahbadh juga merupakan penguasa keuangan (tajir) yang memiliki modalnya sendiri dan mampu memberikan uang ke pada pemerintah pusat apabila terjadi krisis keuangan.
Jewish Tujjar juga merupakan asset yang cukup besar yang memberikan jumlah pendapatan yang cukup banyak ke pada pemerintah, sebab mereka menyimpan sumber modal yang cukup luas yang mereka miliki sendiri dan wajib bagi mereka memberikan sumber-sumber (co-religionists) dalam setiap ke-khalifahan yang berbeda, sumber-sumber inilah yang banyak di lakukan oleh pemerintah yang di negosiasikan untuk nilai yang biasa adalah satu dirham untuk satu dirhamnya, pemerintah juga memberikan kebijaksanaan yang lainya dalam menjaga kestabilitasan departemen keuangan. Selain dari pada itu pemerintah memberikan jaminan ke sanggupan kepada bank dalam menyimpan kekayaan dan memberikan pelayanan yang cukup terhadap depositor dan juga kepada setiap wirausahawan. Untuk menghindari perbuatan yang tidak bermoral termasuk membantu petugas melakukan korupsi mendapatkan uang haram, maka yang demikian itu tidak ada kemaafan dalam Islam.

Muslim juga mejalankan transaksi pertukaran mata uang dan menjadi operator dalam setiap proses pembayaran, meskipun Islam absent dalam pemanfaatan bunga bank bukan berarti Islam cacat dan kalah dalam persaingan perbankan modern saat ini. Dalam Islam telah di tentukan dengan jelas terhadap pelanggaran pengambilan bunga bank atau sebaliknya memberikan bunga dalam bentuk investasi dalam setiap transaksi, harus dikatehui sepanuhnya oleh depositor dalam kondisi yang telah ditetapkan dalam Mudharobh, hubungan antara perbankan Islam dan depositor yang berkaitan dengan depositor sediri, telah disepakati dalamMudharobah. Al-Quran menjelaskan dalam surat AL-Baqarah ayat 274 sampai dengan 276 mengenai bunga bank. “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala disisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Al-Baqarah 274).

“Orang-orang yang makan (mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila, keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Alla swt telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari perbuatan mengambil riba) maka baginya apa yang telah di ambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya terserah kepada Allah swt, orang yang mengulangi (mengambil riba) maka orang-orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqrah 275).

“Allah swt memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan, Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa” (Al-Baqarah 276).

Kata yang di gunakan pada ayat di atas adalah riba yang secara etymology berarti melebihkan atau menambahkan dan berhubungan dengan hutang piutang, setiap penambahan dari nilai aslinya yang di gunakan, sudah jelas bunga bank termasuk kedalam jenis riba. Tujuan di hapusnya riba adalah untuk menghapus semua bentuk pemerasan dalam setiap transaksi keuangan.

Interest atau bunga bank adalah pendapatan yang tidak seimbang dari distribusi kekayaan seseorang yang mengambil alih kepemilikan dan secara tidak langsung menutupi kelemahan sahamnya tersebut, akibatnya yang lemah dan miskin akan selalu bergantung kepada yang kaya dan, yang kaya akan selalu memperbudak meraka dan memakan hasil dari jerih payah orang-orang miskin, demikian “bunga” hadir dalam kehidupan perekonomian. Di butakan oleh daya tarik yang jelas salah oleh masyarakat Eropa, maka sebaiknya katakan apa yang telah Islam larang yaitu riba dan bunga bank, mereka beranggapan bunga bank di bayarkan kepada bank sebagai bentuk investasi dalam kegiatan produksi yang tidak akan bertolak belakang dengan hukum Islam, tetapi hanya riba non-produktive bank yang berlaku pada masa sebelum Islam, ketika orang-orang belum memahami ke-produktifitasan hutang dan hal ini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi.

Perbedaan antara hutang produktif dan non-priduktif hanya merupakan perbedaan tingkatan bukan perbedaan bentuk, sebutan riba atas nama bunga bank tidak akan pernah merubah bentuk perakteknya, selama bunga bank tidak ada tetapi penambahan terhadap modal pinjaman, pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara bunga bank dan riba. Di dalam kapitalis ekonomi bunga bank adalah merupakan sirkulasi pusat yang di jalankan oleh perbankan modern, tanpa adanya bunga bank dapat menghambat bahkan menghancurkan sistem bank dan, semua perekonomian akan berangsur-angsur melemah, di lain pihak Islam merupakan dinamika dan berkembang secara natural demikian pula untuk membuktikan konsep “free Islamic Banking Sistem” akan unggul dalam persaingan perbankan modern, hal ini banyak di jelaskan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul, keikutsertaan masyarakat umum dan sektor pribadi yang berbasiskan kepada rancangan ekonomi, dan semua itu berkiblat kepada kebutuhan masyarakat secara keseluruhan dan dapat berubah seiring bergantinya keadaan sesuai dengan perintah Al-Quran dan Sunnah Rasul.

2. Mekanisme Perbankan Islam

Prinsip perkongsian merupakan landasan utama Islam perbankan yang terlepas dari bunga bank, oleh karena sistem ini tidak menganal adanya pembayaran yang tidak seimbang dari depositor atau client. Sistem yang semacam ini juga dapat di praktekan oleh private bank atau pemerintah dengan landasan hukum Islam yang sudah jelas.
Secara garis besar terdpat dua kategori depositor, yaitu depositor yang termasuk kategori yang pertama ialah depositor yang dapat mendepositkan dana mereka yang berlebih, dan mereka dapat menarik dana tersebut kapan saja tanpa adanya catatan atau surat perjanjian tertentu, depositor yang semacam ini bertujuan hanya untuk memberikan keamaan terhadap dana yang di simpan dan bukan bersifat investasi dalam kegiatan produksi apapun yang di dalamnya mengandung resiko, pihak bank mengatur zakat dan pembayaran service dari Muslim dan non-Muslim, semua ini bertujuan untuk menghindari pembayaran yang tidak adil. Depositor yang termasuk dalam kategori yang kedua ialah depositor yang tidak mempunyai hak untuk menarik dana yang telah di depositkan tanpa adanya sebuah catatan atau surat perjanjian tertentu, sebab dana yang berlebih yang telah di depositkan oleh mereka di investasikan kedalam kegiatan yang produktif dalam jangka pendek, dan pihak bank tidak akan mengenakan bentuk pembayaran apapun kepada pihak depositor, selebihnya mereka akan di perbolehkan membagi hasil dari keuntungan yang telah di dapatkan di akhir tahun dalam bentuk pembagian yang seimbang, pihak bank juga bisa meningkatkan dana apabila di butuhkan dengan cara memikat para investor untuk jangka satu tahun sampai dengan lima tahun atau lebih, dalam pemerintahan Islam depositor semacam ini memiliki hak untuk membagi bagian keuntungannya dalam bentuk bagi rata, yaitu yang di lakukan setiap akhir tahun keuangan (tutup buku) perbankan tidak dapat mengeluarkan surat hutang untuk menambah dana yang di dalamnya termasuk pembagian hasil dalam jumlah tertentu.


Ada dua landasan dasar sumber keuangan dalam sebuah rencana pengembangan ekonomi, yang pertama sumber yang di dapat dari dalam negri atau yang di sebut dengan faktor internal dan, yang kedua sumber external atau sumber yang di dapat dari bantuan Negara lain, internal keuangan terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu simpanan pribadi dan simpanan umum.

H.G. Wells mengatakan Islam telah menciptakan tatanan kemasyarakatan yang memiliki paling sedikit penyebaran kejahatan dan tekanan sosial di bandingkan dengan masyarakat yang lain yang ada di permukaan bumi ini, alasanya adalah Islam mempunyai konsep kesejahteraan Negara yang tidak hanya berlandaskan kepada manifestasi nilai ekonomi saja tetapi juga terhadap nilai moral, spiritual, sosial dan politik Islam. Prinsip Islam dalam kesejahteraan Negara juga memusatkan kepada ruang lingkup nilai sosial yang memiliki makna yang sangat luas, dan pada dasarnya Islam membentuk tabiat seseorang dan kode etik pada tiap-tiap keluarga, pembantu yang dimiliki, tetangga, masyarakat luas dan yatim piatu. Semua ini telah tersurat ke dalam Al-Quran dan Sunnah dalam menciptakan masyarakat yang sehat.

Islam datang dengan ide-ide dan pelaksanaan dalam dunia ekonomi yang memiliki kesempurnaan sistem perekonomian, dan memiliki perbedaan dari sistem ekonomi yang lainnya, karena tatanan ekonomi yang disiapkan oleh Islam untuk setiap individu sebagai kehidupan yang komplit mencakup semua sudut pandang kehidupan. Pembahasan di atas merupakan usaha dari dasar-dasar pemerintahan Islam di bidang ekonomi, kita telah membawa pemikiran ekonomi Islam dengan jelas memperlihatkan nilai-nilai persaudaraan yang kuat, cinta, ketertarikan, kebaikan, dan keindahan sebagai mana yang di inginkan oleh Islam untuk mencapai derajat yang tinggi, semua ini merupakan nilai-nilai yang berlandaskan kepada tubuh dan struktur masyarakat Muslim yang ingin di implementasikan dalam kehidupan saat ini. Tempat di mana kita tinggal saat ini sedang mengalami penderitaan yang sangat dalam secara terus-menerus yang merupakan sinyal di antara dua konflik ideology kapitalisme dan komunisme, kedua ideology ini mengandung nilai kesengsaraan , mantan panglima perang Inggris Mr, Winston Churehill melakukan penelitian terhadap ideology kapitalisme dan menurutnya dalam tubuh kapitalisme terdapat ketidakseimbangan pemerataan kesejahteraan, sedangkan dalam sosialisme adalah merupakan ketidakseimbangan pembagian kesengsaraan.

Maka apa bila sistem ekonomi Islam, politik, prinsip-prinsip Islam dan organisasi sosial di implementasikan oleh setiap Negara di dunia maka Negara yang demikian akan mencipkan kedamaian, kemajuan dan kemakmuran.

Karakter yang terpenting dari sebuah Negara adalah nilai politik dan tidak sama halnya dengan demokrasi di Negara barat, Negara di mata Islam adalah berasal dari yang Maha Kuasa, persamaan derajat di mataNya yang membedakan hukum Negara Islam dengan hukum yang di miliki oleh Negara-negara Barat, Negara Barat berkeyakinan bahwa Negara adalah hak mutlak kekuasaan manusia dan bukan berasal dari Tuhan, dalam pandangan Islam manusia hanyalah merupakan wali sebagai pemimpin yang mempunyai kekuasaan terbatas, pemerintahan yang di kenalkan oleh Islam adalah pemerintahan perwakilan. Kata jujur mengindikasikan siapa saja yang terpilih untuk menerima tanggung jawab Negara dan harus mengembalikan kejujuran tersebut kepada sang empunya, sebab itu nilai tambah dalam ekonoi Islam kita tidak hanya belajar sebatas kehidupan sosial individu, tetapi seluruh manusia dengan ikat kepala agama. Ekonomi di Asia dan Barat pada saat ini menitik beratkan kepada kehidupan manusia di dalam masyarakat yang berlandasakan kepada uang semata dan faktor-faktor yang terkandung di dalamnya. Ekonomi Islam di bagian yang lian di tuntun oleh moral dan nilai-nilai spiritualisme.

Di dalam ekonomi islam mempunyai batasan-batasan dan juga mempunyai makna yang luas di bandingkan dengan sistem ekonomi yang lain. Karena ekonomi Islam di lakukan untuk orang-orang yang memiliki keimanan dan ketauhidan terhadap Allah swt dan ajaran moral yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah,disamping itu mempunyai batasan karena sebuah pemerintahan yang tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada umat secara adil bukan termasuk dalam kategori Negara yang berhasil, walaupun konsep kesejahteraan umat tidak dapat distatistikan karena selalu berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu, tepatnya konsep kesejahteraan umat harus berjalan harmonis seiring dengan prinsip-prinsip Islam secara umum.

Satu hal yang patut kita banggakan adalah sejak tahun 1400 tahun yang silam Islam telah berhasil membawa masyarakatnya kepada sistem keseimbangan pendapatan dan pengeluaran dalam mencapai target maksimum keunggulan sosial, dan perlu kita ingat lagi Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mencari rezeki yang halal, Karena hal itu merupakan jalan yang menuju keridhoan Allah swt.


Baca Selanjutnya!

Pesantren Darul Arafah



seuntai kata tentang pesantren yang membrikan cahaya ilmu keislaman


Oh pondokku
Tempat naung kita
Dari kecil
Sehingga dewasa
Rasa batin damai dan sentosa
Dilindungi Allah Ta’ala
Oh pondokku engkau berjasa
Pada ibuku Indonesia

Reff:
Tiap pagi dan petang
kita beramai sembahyang
mengabdi pada Allah ta’ala
Di dalam kalbu kita
Wahai pondok tempatku
Laksana ibu kandungku
Yang kasih serta sayang padaku
Oh pondokku………….
i……..bu……ku………

demikianlah bunyi liriknya, sudah tentu pembaca yang alumni pesantren sudah familiar dengan lagu ini.
Darul Arafah adalah pesantren yang di dirikan atas dasar ketulusan dan kemurnian cita-cita islam untuk menghasilkan para kader pemimpin bangsa dan agama yang berkualitas dalam menghadapi era gobalisasi yang penuh dengan tantangan dan hal-hal baru yang kita jumpai saat ini, ajaran islam akan tetap update hingga akhir zaman, namun sebuah tantangan bagi umat islam adalah bagaimana kita menciptakan dan menjadi muslim yang mampu menetralisir tantangan dan hal yang baru menjadi warna dan tanpa merubah syariat islam yang sudah di wasiatkan kepada umat.

Pendiri Pondok Pesantren Darul arafah adalah Bapak H. Amrullah Naga Lubis, yang pada saat itu sering mengunjungi anaknya yang sedang belajar di Pondok Modern Gontor, saat itulah muncul ide beliau untuk medirikan pesantren di tanah Sumatra ini, sebelumnya beliau sempat berinteraksi dengan pimpinan Gontor K. H Imam Zarkasyi, dalam dialog singkat tersebut diketahui bahwa santri yang belajar dari Sumatra utara hanya 200 orang saja. Secara factual jumlah ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan jumlah siswa didik disumatra utara yang beragama Islam.

Hal inilah yang mengganjal di hati Bapak H. Naga Luabis adalah pernyataan K.H Imam Zarkasyi bahwa dahulu putra jawalah yang datang ke Sumatra untuk belajar, namun sebalikya saat ini putra Sumatra lah yang datang ke Jawa untuk belajar. Timbulah keharuan di hati Bapak H. Amrullah Naga Lubis ketika melihat calon santri yang baru lulus sekolah dasar harus berpisah sedemikian jauh dari orang tua dan keluarga mereka.
Rasa haru semakin bertambah melihat kenyataan bahwa sebagian anak-anak tersebut tidak dapat diterima di Pondok Modern Gontor dan terpaksa pindah kepesantren-pesantren lain yang berada disekitarnya. Semangat ini lah yang memantapkan tekad beliau untuk segera mendirikan lembaga pendidikan islam di Semuatra. Pada sisi lain, beliau menyadari dorongan suara hati yang memberkan inspirasi untuk memilih Desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang sebagai pertapakan pesantren yang akan dirintisnya.

Desa Lau Bakeri sangat jauh dari perhitungan yang benar untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan karena tergolong sangat terpencil dan jauh dari jangkauan masyakat kota juga di kelilingi oleh mayoritas masyarakat non-muslim.

Pada awalnya sempat timbul keraguan dalam diri beliau ditambah lagi dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Namun dengan keyakinan yang penuh akan adanya pertolongan dari Allah SWT. Maka dengan mengucapkan BISMILLAHIRROHMANIRROHIM pada tanggal 17 agustus 1985 Bapak H. Amrullah Naga Lubis dan keluarga bersama Drs. Ikromi Saputra, alumni alumni Pondok Modern Gontor 1982-1983, meletakan batu pertama pembangunan gedung asrama 17 agustus Pesantren Darul Arafa dengan sangat sederhana.

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT. Pada tanggal 8 mei 1986 pertepatan 26 Syakban 1406 H dibukalah pendaftaran santri untuk pertama kali di Pesantren Darul Arafah.

Impian tersebut menjadi kenyataan dengan melihat facta bahwa saat ini Pesantren Darul Arafah menjadi salah satu pesantren terbesar disumatra sehingga tidak perlu lagi bagi pelajar Sumatra berhijrah keJawa untuk belajar agama. Peningkatan yang dicapai oleh Darul Arafah tidak terlepas dari dorongan Pesantren Modern Gontor yang besedia munyuplai alumninya untuk mengajar di Pesantren Darul Arafah, hingga akhirnya seiring dengan waktu berlalu Pesantren Darul Arafah mampu menciptakan alumni yang berkualitas dan mampu memberikan dedikasi tinggi bagi masyakat umum, dan dengan demikian Pesantren Darul Arafah dapat melahirkan pengajar sendiri bahkan juga mampu menyuplai tenaga pengajar untuk di kirim kepesantren lain di tanah sumatra kuhusnya.

Tulisan ini saya kutip dari sebuah buku agenda yang saya dapatkan saat baru lulus dari Pesantren Darul Arafah, saya adalah alumni ke-13 pesantren Darul Arafah, teman-teman saya menamakan alumni angkatan kami engan sebutan PASTI BEDA (Putra Alumnus Tiga Belas Darul Arafah) ada sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya menjadi alumni Pondok Pesantren, tertanam dihati nilai-nilai keimanan, sehingga menjadi defendable untuk kita dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan, saat ini telah banyak alumni Pesantren Darul Arafah yang belajar kenegara-negara lain, kebanyakan para almni melanjutkan belajar ke Mesir juga Madinah Al-munawaroh. Semoga pendidikan Ala Islam ini dapat bertahan sampai akhir zaman. Demikian seuntai kata mengenai Pesantren Darul Arafah,


Baca Selanjutnya!

POLA PENYEBARAN TARIKAT DI INDONESIA

Mengulas masalah perbedaan ideologi yang berada dalam suatu wadah keyakinan yang pada hakikatnya adalah memiliki tujuan yang sama, yaitu banyaknya bermunculan tarikat-tarikat dalam tubuh islam khusunya di Indonesia adalah suatu keharusan untuk melihat latar belakang Negara yang majemuk dalam mempengaruhi sikap dan pola pikir masyarakat. Mudahnya masyarakat kita menerima suatu ajaran adalah salah satunya disebabkan oleh sikap yang halus dan ego masyarakat Indonesia yang mudah menerima, melihat kejendela sejarah masyarakat Indonesia menganut ajaran islam melalui transaksi perdagangan dengan orang-orang India yang berasal dari Gujarat dan disisi lain muslim India saat ini menduduki peringkat kedua setelah hindu atau dengan kata lain mayoritas penduduk India adalah penganut hindu dan bukan islam, fakta ini menjadikan perbandingan betapa mudahnya islam masuk ke indonesia dan saat ini muslim merupakan mayoritas dindonesia. Berbagai jalur yang digunakan oleh sang ulama atau guru spititual dalam menyebarkan ajaran tarikatnya memiliki keunikan yang di sampaikan kepada pengikutnya sehingga menghasilkan kepanatikan yang kuat, yang ironis adalah ketika sang pengikut tidak memiliki kepahaman dari ajaran yang didapatinya, sehingga menimbulkan konflik antara tarikat yang satu dengan yang lain. Lebih lanjut Sistem pewarisan jabatan untuk menjadi seorang guru spiritual yang kurang efesien mengakibatkan berkurangnya kemurnian suatu ajaran, seorang guru bisa mewariskan kedudukan kepada muridnya melalui beberapa tahap, ketika ajaran tersebut disampaikan kepada murid yang memiliki tingkat intellegency yang cukup baik maka ajaran tersebut akan terjaga kemurniannya dan bahkan dapat menjadi sebuah proses reevaluasi kearah yang lebih baik yaitu purifikasi, tetapi ketika suatu ajaran yang diterima oleh murid yang memiliki tingkat intellegency yang kurang tetapi mempunyai ambisius dan keinginan yang kuat menjadi seorang guru sepiritual maka hal yang seperti ini tidak akan menjamin kemurnian suatu ajaran dan bahkan bisa menjadikan ajaran tersebut keluar dari orbit atau sesat karena tidak memiki kepahaman penuh akan fungsi dan tujuan ajaran tersebut.

Proses ini akan terus berlangsung secara terus menerus. Hal seperti ini banyak terjadi di Indonesia khususnya di daerah pedesaan dimana tingkat pendidikan yang belum memadai dan tingkat ekonomi rendah, selanjutnya akan kita paparkan dalam pembahasan ini, dari segi pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan sosial dan budaya

1. Pengaruh Pendidikan.

Pendidikan adalah nilai yang sangat efesien dalam menghadapi semua permasalahan yang muncul di permukaan masyarakat kita, pendidikan menjadi tolak ukur tingkat kemajuan berfikir dan membentuk sebuah lingkungan yang bersifat productif, dengan ini setiap orang yang terdidik tidak akan pernah mudah menerima sesuatu hal tanpa adanya pertimbangkan secara matang dan fikiran yang terbuka, ilmu yang dimiliki akan dapat membaca situasi dan mendeteksi gejala-gejal yang muncul, dipelosok daerah yang tarap pendidikannya masih dibawah rata-rata tidak jarang menjadi objek utama untuk menyebarkan sebuah ajaran dan menjadikannya popular dikalangan masyarakat setempat, sebuah contoh nyata tarikat Ahmadiah yang berasal dari India yang dirumuskan oleh Mirza Gulam Ahmad yang berasal dari Qodian di profinsi Gudasphur India telah merambat masuk keindonesia, tanpa diketahui betul asal muasal tarikat tersebut, singkatnya melihat maka terpesona, mendengar maka terlena, merasakan maka ketagihan, yang akhirnya extrimisme lah hasil dari semuanya, tarikat Ahmadiya atau yang disebut juga Qodianisme melahirkan doktrin-doktrin yang bertentangan dengan sariat islam seperti tidak wajib jihad melawan penjajah, Mirza adalah nabi terakhir dan bukan nabi Muhammad dan dia pulalah Mahdi yang dinanti-nantikan dll, yang pada awal penyebarannya Ajaran ini dilindungi oleh pemerintah Inggris dimasa colonial Britis di India. Jelas-jelas sejarah menayangkan sebuah fakta tentang asal muasal ajaran ini tetapi masih saja dipandang sebelah mata oleh penganutnya. Sekarang para pengikut ajaran ini banyak yang mencari suaka demi mempertahankan ke eksistensiannya. Wallahu a’lm bisawab.

2. Faktor Lingkungan

Secara geografis kita yang merupakan masyarakat majemuk memiliki adat-istiadat yang complete dimana dari dan setiap adat-istiadat tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda yang berlaku di dalam lingkungan tempat dimana kita bedomisili, ketika sebuah ajaran atau ideologi yang mampu menyesuaikan diri memahami situasi lingkungan yang berlaku maka kemudahan dalam penyebaran ajaran tersebut akan didapatkan, dan sebaliknya ketika ajaran tersebut dianggap tidak sesuai dengan keadaan lingkungan maka akan menimbulkan konflik antara yang pembawa risalah dengan masyarakat setempat.

Lingkungan yang mencetak pola pikir seseorang akan mendapatkan penyesuaian dari sang missionaries sehingga terjalinlah keharmonisan kemudian sehingga ego juga berperan dalam menentukan tingkat ketercapaian sebuah ajaran dalam penyebarannya. Suatu Hal yang biasa ketika sebuah tarikat mendapat dukungan yang sangat kuat di sebuah daerah, juga pendapatkan perlawanan dari sebuah daerah yang lain. Mencoba untuk memahami ketentuan ini tidaklah hanya dapat di pandang dari satu sudut pandang saja tetapi haruslah dari segala aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh linkungan, karna lingkungan merupakan factor external yang mempengaruhi tabiat dan tingkah laku individual dalam masyarakat, atau dengan kata lain minoritas berada di bawah mayoritas. Sehingga ketika tarikat sudah dapat meraih penganut yang mayoritas maka tiada kesungkanan bagi tarikat tersebut melangkahkan kaki.

3. Faktor Ekonomi.

Factor ekonomi dalam penguruh penyebaran sebuah tarikat, tidak lah terlalu menjadi objek utama hanya saja dapat memberikan kita sebuah kepahaman bagaimanakah sebuah tarikat menyebar dan dianut oleh masyarakat dilihat dari sudut pandang kebutuhan ekonomi. Masyarakat pedesaan umumnya yang tarap ekonominya masih rendah akan mudah terbawa arus ketika diiming-imingi pasilitas yang penggiurkan., hal ini tidak hanya tarikat dalam islam saja tetapi juga dilakukan oleh misionaris Kristen dalam usaha pemurtadan, terjadi di daerah istimewa Aceh setelah musibah sunami yang melenyapkan ribuan nyawa manusia tak perdosa dan melenyapkan harta benda, situasi ini dimanfaatkan oleh meraka dalam melaksanakan misi pemurtadan, kembali kepada penyebaran tarikat tidak jarang iming-iming yang dijanjikan oleh para guru spiritual dalam memperoleh penganut.

Tarikat Ahmadiyah juga termasuk juga yang menggunakan jalur ini ketika mereka mendapatkan sumber dana dari pemerintah Britis dan perlindungan penuh, maka berbondong-bondong orang-orang kodiani memeluk dan menerima dengan tangan terbuka ajaran ini dan menerima doktrin-doktrin yang ditanamkan, sehingga sampai sekarang terdapat markas besar Ahmadiah di Inggris. Maka dengan mata terbuka marilah kita lihat fakta-fakta sejarah dari sejak islam diturun kan hingga sekarang dan menjadikan ibroh dalam mencari kemurnian sebuah kebenaran sebuah keyakinan, islam mewariskan harta yang tiada bandingnya dan tiada yang mampu menyerupainya yaitu Al-quran, yang didalamnya mengandung kebenaran yang mutlak maka tidaklah kita butuh yang lain daripadanya. Bukankah Alquran cukup sempurna untuk dijadikan petujuk menuju kebahagiaan yang hakiki?......

4. Faktor Sosial dan Budaya

Diberbagai daerah seperti Padang, Aceh, dan Sumatra utara pada umumnya. Yang memiliki tingkat sosial dan budaya yang compleks sehingga mempengaruhi pemikiran penduduk setempat apalagi yang belum mengalami mobilitas sosial maka menjadi lahan utama bagi penyebaran tarikat, seperti di Besilam nama daerah yang terletak di kabupaten langkat, Sumatra Utara, menjadi lahan subur berkembangnya bermacam-macam tarikat seperti Naqsabandiyah, Qodoriyah, Ahadiya di padang, Suhurwardiyah, Chistiyah , dan lain-lain yang yakini banyak guru-guru sepiritual yang berdomisili di daerah tersebut dan tidak jarang banyak orang yang datang dari pelosok nan jauh hanya untuk meminta doa sang guru yang diyakini mampu mewujudkan keinginan sang pemohon hal ini biyasa dikatakan tawassul, kelompok pengikut Wahabis di Saudi Arabia menentang keras kebudayaan tawasul karena di anggap sirik .

Ini adalah sebuah pantulan keadaan sosial masyarakat yang mudah terbawa drama sehingga mudah menerima dan meyakini dengan keyakinan yang berlebihan, yang akhirnya mengarah kepada aktifitas ritual yang musyrik disebabkan oleh keyakinan yang extrim tanpa merujuk kepada pedoman yang telah di syariatkan oleh Al-Qur’an. Setiap individu diharapkan untuk membekali diri dengan keyakinan yang diajarkan oleh Al-Quran dan bersifat realistis dalam menghadapi setiap perubahan keadan sosial dengan tidak terlarut kedalam perubahan yang negative, sebab dengan prinsip dan keyakinan yang kuat perubahan sosial dan budaya akan mengikut kepada kita namun sebaliknya bila kita lemah dan tidak memiliki sikap relistis yang posotif maka kita merupakan korban-korban dari perubahan sosial yang terkadang membawa mudharat dan bukanya manfaat. Wallahu A’lam bitsawab.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun (masa kejayaan) Nabi Muhammad saw. Berjuang dalam menyiarkan Agama Allah yaitu Islam, kesempurnaan telah diwaristkan kepada kita umatnya ketika haji wadda yaitu haji terakhir Nabi Muhammad saw mendeklarasikan alyauma akmaltu lakum dinumum waroditu alaikum ni’mati, bukankah sedah jelas tiada kekurangan dalam diri islam dan tidak perlu lagi adanya jalan-jalan baru sebab jalan yang sudah ada merupakan jalan yang paling sempurna.Rasul pun menegaskan bahwa beliau adalah manusia biasa dan tidak layak dipertuhankan, jadi bagai mana mungkin kita meyakini seorang guru sepiritual dan memujanya melebihi Rosul


Baca Selanjutnya!

DEGRADASI CITRA PESANTREN

Pondok-pondok pesantren yang tersebar diseluruh pelosok tanah air Indonesia adalah merupakan sebuah ciri khas Negara kita, sehingga Indonesia dikatakan sebagai Negara santri oleh negara-negara Islam diseluruh dunia, dalam hal ini kita mendapat acungan jempol karena pesantren mampu menciptakan Ulama, Cendikiawan dan Negarawan yang cakap dan mampu bersaing dengan yang lainya, pesantren bertujuan untuk memberikan respon terhadap situasi dan kondisi suatu masyarakat yang telah mengalami keruntuhan sendi-sendi moral melalui tranformasi fungsi dan nilai-nilainya.


Penyebaran pendidikan ala pesantren di Indonesia memberikan ciri khusus sistem pendidikan tersendiri di bandingkan dengan sistem yang pendidikan yg lain, pencapaian yang cemerlang oleh pesantren dalam melahirkan generasi-generasi yang berpotensi sehingga mengundak minat para pelajar negara2 tetangga seperti Malaysa, Thailand, Singapur, dan bahkan juga menjadi prioritas para pelajar dari barat khususnya mereka yang telah masuk Islam, sistem pesantren di kenalkan pada abad ke-16 oleh para misioanaris Islam yang datang dari Timur Tengah maupun Asia Selatan khususnya India, setelah islam masuk ke indonesia dan di anut oleh masyarakat kita pada abad ke tujuh belas, pendidikan pesantren telah di implementasikan walaupun dalam sekala kecil, tetapi memberikan pengaruh yang sangat besar dalam penyebaran Islam di tanah air, oleh para santri yang meneruskan penyebaran islam di Indonesia, dengan kata lain pesantren mempunyai peran yang sangat significant dalam penyebaran islam di tanah seribu pulau ini.

Lebih kurang dalam kurun waktu 4 abad, sistem pendidikan pesantren berkembang begitu pesat dan akhirnya merambat ke dalam dunia perpolitikan Negara Indonesia, para santri juga berperan dalam usaha perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan di dirikannya perhimpuanan pemuda Islam yang di pelopori oleh kalangan santri. Setelah paska kemerdekaan Indonesia Partai Islam yang juga di dirikan oleh para ulama yang pada umumnya adalah pengasuh pondok pesantren. Daerah jawa menjadi sentral utama pendidikan pesantren yang di kunjungi para calon santri dari seluruh pelosok daerah juga manca negara.

Degradasi Fungsi Dan Kepercayaan

Memasuki akhir abad ke-19 dan 20 sistem pendidikan pesantren mengalami kemunduran fungsi maupun kepercayaan dari masyarakat umum, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang dengan seiring waktu berjalan memberikan dampak semakin buruk terhadap citra baik pesantren, ketika para alumni santri ataupun para pengasuh yang pada umumnya memiliki dasar ilmu agama yang bisa di banggakan mulai berperan ke dalam dunia perpolitkan, sehingga menggeserkan fungsi fundamental dan orientasi pesantren, akibatnya terjadi pergolakan yang memaksakan kedua sistem yang berbeda yaitu politik maupun pendidikan agama menyatu dalam sebuah lingkup kesatuan Negara yang akhirnya hal ini meniciptakan sebuah kafilah-kafilah kecil yang saling bertentangan arah.
Tak dapat dipungkiri lagi perpaduan politik dan sistem pendidikan agama menciptakan kafila-kafilah kecil yang memiliki arah yang berbeda di antara kelompok tersebut ada yang bersifat radikal dan ada pula yang bersifat contemporer, sehingga tak jarang perselisihan terjadi di antara kedua belah pihak, meskipun bersekala kecil tapi memberikan dampak yang sangat besar. Di sisi yang lain para politikus juga mempunyai tujuan tersendiri menganggap dan menjadikan dunia pesantren sebagai lahan subur untuk meraih dukungan demi mencapi keinginan mereka, sehingga ada sebuah kekuatan politik yang berusaha masuk kedalam nilai-nilai agama yang sekarang dapat kita lihat dengan nyata, semua pesantren yang mempunyai pamoritas yang cukup baik di seluruh pelosok Negri archipelago kita ini sudah pasti mempunyai partai anutan yang memang satu sama lainnya bersifat menguntungkan.

Selain dari pada itu hal lain yang menyebabkan terjadinya degradasi kepercayaan terhadap pendidikan pesantren iyalah maraknya kerusuhan yang tersebar dalam negri maupun manca Negara yang dilakukan oleh kalangan yang menyebut diri mereka sendiri sebagai jihadist yang memiliki tujuan yang sangat radikal, mereka mengatas namakan perbuatan mereka sebagai penyelamat Islam, melakukan beberapa pemboman yang menyebabkan puluhan bahkan ratusan manusia tak berdosa meninggal dunia, menurut pribadi penulis semua perbuatan yang dilakukan oleh mereka bukan sebagai penyelamat Islam tetapi lebih tepat lagi adalah perbuatan mengkambing hitamkan nama baik islam, dan hal ini menyalah gunakan makna jihad yang sebenarnya, yang telah di ajarkan oleh Nabi kita Muhammad Saw, karena di Negara kita Islam di identikan dengan pesantren yang memberikan dan menyebarkan ajaran islam secara meluas dan nyata, sudah barang tentu perbuatan yang tidak bertangung jawab itu memberikan dampak yang sangat buruk terhadap citra pesantren saat ini.

Sedikit menyelusuri tentang konsep dasar jihat dan mempertahankan keutuhan dan kesucian agama Islam. Semua itu dapat dilakukan bukan dengan kekerasaan, dan sebagian orang yang mengatakan mereka sebagai jihadis sang pembela islam seharusnya melihat situasi lebih mendasar lagi, dengan menyesuaikan jihad semacam apa yang harus diperbuat sesuai dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kenapa perjuangan dengan jalan kekerasaan itu tidak di lakukan di Bosnia, Cenya, Afganistan, Palestina, Iraq dan di Negara-negara lainya dimana hak asasi umat Islam diinjak-injak. Bukan kah lebih baik berjihad dan melawan orang-orang kafir melalui dunia ilmu pengetahuan dan teknologi? karena saat ini kita harus menyadari umat Islam di seluruh pelosok dunia mengalami kemerosotan dan telah ketinggalan jauh dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, pada abad ke 11, 12 dan 13 belas Negara arab khusunya menjadi kiblat pendidikan dan ilmu pengetahuan sehingga banyak diantara sarjana barat yang menuntut ilmu di tanah islam.

Tapi semuanya berubah secara drastis, pada zaman sekarang Negara baratlah yang mengambil alih kiblat pendidikan dan ilmu pengetahuan, sehingga saat ini orang-orang berbondong-bondong untuk mendapatkan kesempatan belajar di Negara barat. Dalam hal ini kita dapat melihat ada sebuah tranformasi sistem pendidikan dari dunia Arab ke barat.

Degradasi Akibat Transisi

Seiring waktu berganti pendidikan ala pesantren tidak dapat terus mempertahankan pola pendidiknya yang bersifat ortodok, pesantren harus menyesuaikan diri dengan modernitas yang terjadi saat ini, karena di takutkan pesantren tidak dapat menciptakan dan melahirkan para generasi yang universal dan selalu up-date seiring dengan kebutuhan zaman, dalam hal ini, pesantren membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan bahakan bisa menimbulkan dampak yang buruk pada masa transisi berlangsung, transisi ini dapat kita simpulkan yaitu dari sistem pendidikan yang bersifat ortodok kepada sistem pendidikan modern, dalam sendi-sendi pendidikan pesantren yang memiliki ciri khas tersendiri dari pendidikan yang lain merupakan tantangan yang cukup besar yang harus dihadapi. Tidak hanya kurikulum pendidikan yang harus dirubah tetapi sistem peraturan yang sudah mendarah daging dalam pesantren juga harus di ubah. Tidak lain tujuan semua ini adalah mobilitas kearah yang lebih baik.

Penulis mengambil contoh sebuah degradasi yang dialami oleh pesantren Darul Arafah dan di pesantren inilah penulis menyelesaikan pendidikan menengah keatas, pesantren Darul Arafah adalah pesantren yang cukup terkenal di Sumatra Utara yang didirikan pada tanggal 17 agustus 1985 di desa Lau Bakeri oleh keluarga besar H. Amrullah Naga Lubis beserta Drs. H. Ikromi Saputra, yang pada saat ini pesantren Darul Arafah dipimpin oleh H. Indra Perkasa Lubis M.A . Akhirnya pesantren Darul Arafah berhasil mewujudkan impian luhurnya sampai sekarang ini. Sangat disayangkan pesantren ini pula tidak dapat lari dari degradasi yang di akibatkan oleh masa transisi. Hanya perubahan kecil yang di implentasikan oleh pihak pesantren yaitu perubahan sistem peraturan secara total, meskipun perubahan tersebut diyakini akan membawa kepada kemajuan santri tapi secara tidak langsung juga memerikan pengaruh terhadapat kualitas para santri pada saat masa transisi berlangsung.

Kebijaksanaan yang diambil oleh pimpinan pesantren dalam mengeliminasi segala bentuk kekerasaan dan pemaksaan santri dalam belajar yang bertujuan untuk memotori ke ihlasan dan minat belajar tanpa di bumbui dengan paksaan, inilah yang mengawali masa transisi tersebut. Dapat penulis katakan secara umum alumni ke-1 sampai dengan ke-10 memiliki kualitas yang amat cemerlang dan memuaskan, namun memasuki tahun ajaran berikutnya, sampai dengan alumni ke-15 saat ini para alumni mengalami masa transisi yang mengakibatkan degradasi kualitas santri.

Dalam kurun waktu lima tahun pesantren ini mengalami dampak yang cukup merugikan bagi kalangan santri khususnya, permasalahan yang di alami dalam penyesuaian sistem yang di apliksikan merupakan hal yang tidak dapat di hindari dan harus benar-benar di implementasikan tanpa adanya usaha tarik ulur kebijaksanaan oleh para kalangan pengurus pondok pesantren, karena tiada kata lain kalau sudah menyelam harus minum air.

Tidak hanya di pesantren Darul Arafah saja, hal yang serupa juga di alami oleh pesantren lainnya khususnya dipulau jawa. Pondok pesantren Gontor yang di dirikan oleh ulama terkenal Kh. Zarkasyi. Saat ini juga mengalami poroblematika yang sama

Sudah menjadi hukum alam setiap masa transisi akan memeberikan konsekuensi negatif demi mencapai tujuan yang di inginkan, hal ini tidak hanya berlaku dalam dunia pendidikan saja tetapi juga dalam dunia perpolitikan, sosial dan budaya. Penulis yakin dalam kurun waktu yang tidak lama lagi Pesantren Darul Arafah dan pesntren-pesantren yang lainnya akan secepatnya terlepas dari masa transisi yang memberikan dampak negatif dan akan segera menemukan titik terang yang menandakan kemajuan yang di dambakan akan segera tiba

Refleksi

Kebijaksanaan yang di anut oleh kalangan kiyai pengurus pondok pesantren dalam usaha menyesuaikan sistem pendidikan pesantren adalah sangat krusial, demi menyemimbangkan dan menyetarakan dengan modernitas yang menjaman pada saat ini. Nama baik pesantren sebagai ciri khas bangsa Indonesia haruslah di ukir kembali dengan tinta emas, lebih bersifat conservative dalam merefleksi kekuatan politik yang hendak masuk dan menyatu kedalam tubuh pesantren hendaklah menjadi prioritas.

Masih ada waktu menunjukan kepada Manca Negara bahwa sistem pendidikan pesantren tidak akan pernah ketinggalan zaman bahkan sangat effective dalam menghadapi kebutuhan zaman saat ini. Dengan demikin sistem pendidikan islam nantinya akan meraih kembali mahkotanya yang telah dirampas oleh barat, dan kembali Islam kembali akan menjadi kiblat utama pendidikan dan ilmu pengetahuan. Amiiiin.



Baca Selanjutnya!

Friday, November 2, 2007

for my friend

semoga temen2 alumni pesantren darul arafah bisa kumpul bareng lagi, paling tidak sharing pengalaman melalui blog ini, dan sengaja saya buat blog ini buat ngumpulin temen2 khususnya yang berada didalam maupun diluar indonesia, semoga akan menambah manfaat buat kita semua.

sekedar intermiso,seminggu yang lalu pimpinan pondok Darul Arafah, bapak Naga Lubis, Ust Indra, Ust Harun beserta keluarga berkunjung ke india, dan kita sempat bertatap muka sebentar, berhubung jadwal yang mereka susun sangat padat, semoga sepulangnya mereka ke tanah air bisa memberikan motifasi dan memperkenalkan pendidikan di India kepada santri-santri Darul Arafah saat ini..amiiiiin..


Baca Selanjutnya!
My Ballot Box
Haruskah Almuni Santri belajar ke Negri Arab




Bagai mana Al Azhar University?




Anda pernah mendengar Aligarh Muslim University di India?






View Results
INDONESIAN STUDENTS' BLOG IN INDIA

Asnadi  • A. Fatih Syuhud   • Ahmad Qisai   • Aila El Edroos  • Dudi Rahman  • Fadlan Achadan  • Irwansyah Yahya  • Joni Rahalsyah Putra  • Julkifli Marbun  • Jusman Masga  • Khairurrazi   • Lukman Nul Hakim  • Mario  • Muhammad Ikhsan   • Mujazin   • Mukhlis Zamzami Chaniago  • Pan Mohamad Faiz  • Purwarno Hadinata  • Putu Widyastuti Rudolf  • Rahmanita   • Rini Ekayati  • Rizqon Khamami  • Saifullah Hayati Nur  • Tasar Karimuddin  • Tylla Subijantoro  • Umi Kalsum  • YASER AMRI  • Yunita Ramadhana  • Zamhasari Jamil  • zulfikar karimuddin 


OVERSEAS BLOGGERS :

INSTA PUNDIT   •Andrew Bartlett, a Democrat Senator from Queensland    •Georganna Hancock   •Juan Cole   •Avari   •Jakartass   •Java Jive: paradise is not all that it seems   •John Mc Dougall   •John Tyrrell   •La Antropologia Cautiva en Babilonia   •Less people, less idiots   •Preetam Rai   •Sean Doherty    •Tariq Nelson   •Virtually Islamic  




      Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add Beautiful Mind to Newsburst from CNET News.com   Add to Google   Add to My AOL   Subscribe in FeedLounge   Add to netvibes   Subscribe in Bloglines   Add to The Free Dictionary     Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in NewsAlloy   Add to Excite MIX   Add Beautiful Mind to ODEO   Subscribe in podnova   Add to Pageflakes